Selasa, 28 Desember 2010

                                              The CHRONICLES OF MINNEA

                                     Bagian pertama.
                               PROLOG:
Negeri nan jauh di luar batas imajinasi manusia terletakkan sangat misterius,Negeri yang ingin di temukan oleh banyak penggemar kisah-kisah dongeng,Dongeng tersebut kini sayang untuk ditemukan,kisah lama seperti itu tak lama dikemudian...hilang dilupakan.

Jauh didalam Kisah lainnya,dalam disebuah Negeri Fantasi yang bersebelahan,Terebentang Sebuah Pulau Panjang yang Dihuni Kerajaan,satu sama lain Kerajaan di Negeri Minnea,Negeri Berpenghuni manusia dan dampingan dengan hewan-hewan aneh,Manusia setengah kuda,Minotaur,dan tentunya hewan-hewan yang cenderung layak untuk berbicara,memakai pakaian,bicara seperti ada maksudnya,lalu yang paling bagus adalah Negeri ini tersembunyi didalam tingginya langit,jauh dibawah Bumi.

Minnea juga dihuni berbagai suku dan ragam keanehan,Vegetasi alami,hutan Rimba,para Bajak laut bebas mengarungi lautan...lalu Kerajaan puas untuk berperang,didampingi campuran Mahluk fantasi lainnya,tetapi kisah kalian belum jauh disitu,satu kisah lagi akan dikupaskan terlebih dahulu.memasuki masa peradaban yang serba mesin uap,di kejauhan Utara di jarak sana,sebuah fondasi antara tembok yang tinggi menjulang keatas langit,diperkuat dengan bala sebuah Pasukan seseorang,tak kenal ampun dan kelaliman yang amat sangat.
 Seorang atasan amat tinggi,sampai hati ia menyebarkan Ekspansi jajahannya keseluruh Minnea. Sosok itu dikenal sebagai penguasa Mongolia,Mahluk mitos dan para Elf ber-anak panahkan,maju ke medan pertempuran,ganasnya lautan perang,semakin lama Minnea menipis,sunyi kemudian menjadi neraka bagi mahluk dongeng lainnya.

The  Vennuci sang Kerajaan,oposisi kesetaraan melemah,saking lemahnya mereka,Para Mahluk campuran dan selisih Militan,membangun kediaman aman mereka jauh di dalam hutan Groyell.Sansak dan duka kadang mereka renungkan,berpesta sehabis perang,berkemah dan berburu bersama,alangkah mereka menetap disuatu kebersamaan.

Belakang Utara,ada Selatan bersama kerajaan Simbolis Merah mereka dan Pangeran mereka,kondisi di Selatan justru sebaliknya,kedua Antar Kerajaan dipengaruhi rasa kemauan dan Visi yang megalomania,eksodus besar-besaran,mogok kerja bagi kaum Elf,penghentian pengiriman bahan pokok ke Utara,Selatan semakin membenci niat Utara,Niat licik Vennuci terungkapkan.Perang tidak dapat Dihindari,terus dalam kesejahteraan Selatan untuk menumpas kegelapan,Kerajaan Gustavor di ujung tanduk.sampai sekarang di Negeri itu damai belum disolusikan.akankah Gustavor dijadikan saksi atas jerih payah mereka?atau Vennuci dan para bantuan Minotaur bisa sesekali menamatkan seiisi Dunia beserta Bumi?!


                                                            BAB 1
Alex adalah pemuda yang istimewa dalam segala hal,contohnya,ia di sebut sebagai pengelana berkeliling Dunia untuk melihat betapa luasnya dunia ini dan fenomena mereka.Ada juga yang menyebut bahwa dirinya tidak ditemani kesendirian.Alex yang berumur 15 tahun bersama Sepupu perempuannya,Eliza,dan anjing Siberian Huskynya,Solo.
 Mengarungi ganasnya ombak,tersapu oleh genangan ombak,mereka turun dan naik kembali ke atas laut,Alex dan Sepupunya hanya beda setahun untuk Eliza,dia berambut pirang,lumayan tinggi,dan bola mata berwarna Biru cerah,pakaian mereka compang sekali,didalam Perahu rakitan mereka,Alex diam-diam menyimpan kabin peristirahatan,satu ruangan persegi diisi dengan Tikar,sementara Rotor dibelakang sisi kapal layar.kapal kecil tersebut berlayar semenjak Minnea kejajahan Vennuci,waktu itu pengalaman terburuk mereka saat berada di pesisir dermaga,berdegup kencang jantung mereka,Pasukan Vennuci berdesiran melepaskan proyektil betulan kearah Dermaga,sisi Dermaga di Pelabuhan hancur akibat berondongan Serdadu itu.Liza tertawa mendengarnya menceritakan.dan Perahu masih mengambang.

Alex menyadari,meskipun alih-alih orang yang ia sayangi sudah hilang,namun sebuah suara dari dalam hatinya selalu berbisik pelan dan lembut,”janganlah takut” itu datang dari hatinya.akan tetapi Alex sendiri gusar akan ingatan masa lalunya,disaat mereka diserbu saat sedang tidur,Alex dan Solo berlarian kedalam rumah untuk mencari Eliza,saat mengecek keadaan didalamnya,Alex menemukan sisa Mayat ibunya dan ayahnya yang berpegangan tangan,ditengah kedua tumpukkan mayat tersebut,seseorang menggerakan gesturnya,seseorang hidup,pada sesaat,sebuah tubuh menjerit dari dalam.Alex menariknya,kemudian hampir saja ia terisak,kedua orang tuanya tewas tanpa sepatah nasihat apapun,Alex hanya berlari bersama keduanya,Rumah mereka amat-amat roboh dan reyot dikejauhan,lalu meledak...

“AGH!”Alex meledak dari mimpinya,mimpi yang sama setiap harinya,saat ia menengok,Eliza dan Solo tertidur sambil berpelukan.Alex menerobos pintu kabin,andai saja ada sebuah Balkon didalam kapal ini,ia pasti sudah mau melompat.Jika Alex berhenti,terpaku,angin mereda tiba-tiba,kemudian ia menarik napasnya dan menghembuskannya dengan bergetar,sesosok siluet menghampirinya ia ikut memandang bulan purnama,”mengapa,harus seperti ini?” Alex bertanya dalam kesedihannya,Eliza memutar kepalanya sambil tersenyum,”karena ini memang sudah seharusnya,dan kau seharusnya memaklumi hal ini,kita berdua akan selalu bersama,itu janji kita bukan?” Eliza memeluknya untuk mengajaknya masuk kembali kedalam,Alex terdiam didepan pintu,pintu itu didepannya berkeresak,”baiklah”senyumnya,dramatis dan vandalis sekali,keduanya menutup perbincangan sedih tersebut.takut untuk dipisahkan.

Paginya,Alex terbangun dengan sehelai pakaian diatas ranselnya,kelilipan,Alex mengusap sambil mengerang,”Solo?Eliza?”Panggilnya,Alex melipat mukanya yang kotor,dan kalau ia tidak salah,dua hari lamanya ia belum mencuci mukanya,apalagi menggosok rambutnya,kian semakin tumbuh.kibasan Verbal dari kibasan rambutnya terjatuh bersama ketombenya,turun dari kapal.ia terkesiap dengan mata telanjangnya,ia menginjak pasir!pasir-pasir dan pesisir dimana-mana,dengan wajah kusut,Alex menggumpali celana pendeknya,memenuhi celananya dengan air laut,kemudian memerasnya hingga kering,Alex berjalan kearah pohon kelapa di depan kapalnya,saat ia kaget untuk melihat,Eliza diatas melemparkan sebuah kelapa,Alex menyingkir tetapi kelapa kedua mengenai kakinya,”AGH!”Alex mengangkat kaki kirinya,kelapa keras barusan mengenai jari kakinya,Eliza merosot turun seperti sedang meluncur dari tali,tanpa melihat kebawah,Eliza terus menurun dari pohon kelapa,Alex menganga tidak tahu,lalu mulutnya ia katupkan kembali,saat Eliza menginjak daratan.”bagaimana?cukup bukan?”Jawabnya manis,kemudian berlalu sambil memungut kedua kelapa barusan,sesampai diatas kapal,Eliza memecahkannya dengan palu miliknya,satu pertanyaan tertanam dalam benak Alex,”kemana,Solo?”Tanyanya tidak nyaman,”dia barusan masuk kedalam hutan,untuk berburu”Eliza terlihat santai dan tidak memedulikan,alisnya terangkat,menjerit,Alex cepat-cepat menyambar tombaknya dan pakaian lusuhnya,menyusul Solo disana,”Hei!kau mau kemana?”Eliza gontai meneriakinnya,tetapi Alex sudah menghilang.

Hutan rimba adalah hutan yang geram dengan suasana menakutkan,lolongan hewan-hewan buas,jeritan yang mencekam Alex sendiri,jauh dibawah kedalaman hutan,Alex berkelana sendiri sambil menyiulkan nama Solo.”Solo?kemana kau?”Panggilnya penuh kasih,Alex merayap ke sebuah pohon tinggi di sampingnya,tak mungkin Solo diatas sana,dan mana ada Anjing berani memanjat pohon setinggi itu,Solo saja takut,apalagi Alex.Alex terdesah,takut memaksa kehendaknya,selain perasaannya.
 Setiba di pohon lain,ia tak menengok,sesuatu membuatnya mendongak terpaksa,karena lolongan menyeramkan.”ini diluar pemahamanku...betul-betul!”akuinya,Alex menggugah jiwanya,tiba-tiba mukanya pucat sekali,apa yang ia lihat begitu membuatnya kaget sekali,kaget setengah mati.bagaimana tidak?ia baru saja dipelototi oleh seekor Macan tutul,Matanya menatap tajam,giginya berlumuran air liur,cakarnya mencengkram batang pepohonan,disana,di sisi pohon lainnya,seekor Macan tutul tiba-tiba muncul yang begitu saja dari puncak pohon.

Eliza melihat itu dari jauh,dan dia mengageti Alex dari bisikannya,”apa,yang kau lakukan disini?”Alex mendesis kesal.”lihat,mereka,lucu bukan?”Elize berderu kearah Macan tersebut,”tidak!jangan!”Alex bersikeras meraihnya,akan tetapi sebelum Elize mendekati Macan ganas tersebut,Macan yang berada di paling atas,melompat untuk menerkam.”Awas!”Alex melepaskan serangan pertamanya,tombak meluncur kearah Macan kedua.meleset,Macan lincah seperti itu menghindari ujung tombaknya,Eliza menjerit panik,akibat kebodohannya,Alex merayap ke arah Macan kedua,Eliza melepaskan genggaman dari cengkraman Macan satu.dalam hitungan sunyi selama beberapa milidetik,Eliza mendongak kearah lengan Macan barusan,apakah ia mimpi?Seekor macan mencengkramnya?sangat mengerikan untuk dipandang kembali,meskipun Eliza ragu,ia akhirnya bertanya.”tolong,lepaskan”Pinta Eliza baik-baik,sang Macan mengerikan,menyeringai dibalik gigi pedangnya,Eliza tersentak dari tempatnya,begitu juga Alex,percaya atau tidak,Macan besar itu berbicara!”mau,apa kalian kemari?”Suaranya dipenuhi geraman kemudian berat sekali.

Macan kedua disampignya,mengibaskan ekornya,keduanya menatap kedua manusia dibawah pohon,Alex merindangkan sedikit tubuhnya,dengan maksud meraih Tombaknya,”kami...kami hanya tersesat,itu alasan kami”Eliza bermaksud seperti itu.Macan pertama terdiam dengan mata mencolok kebawah,moncongnya bergerak,seperti meng-indrakan sesuatu,Alex paham,apa yang sepupunya lakukan,dia ingin berbohong,hanya saja,hal seperti itu kadang mudah dipahami,apalagi untuk seekor hewan.
“betulkah  itu?”Geramnya kasar,”kau...mencoba untuk berbohong,kan?”Alex meluapkan keingintahuannya,”tentu saja tidak,bukankah kita benar-benar tersesat disini?”Eliza menukas maksudnya,Eliza cerdas dan tak bisa dibohongi siapapun,baiknya Sepupunya Alex,atau teman-temannya sendiri,ia adalah anggota yang paling cerdas diantara keluarganya,”umm,ya,tuan,bisakah kau jelaskan apa nama tempat ini,maksudku pulau ini?tuan?”Alex merasa dikucilkan,akibat alasannya,salah sekali,bisa fatal untuknya,dirinya bisa dijadikan makanan bagi mereka,”maaf?”Alex memotong,Macan kedua meraung marah,tetapi Macan kesatu melerainya untuk bersabar,”bukankah,kau tahu dimana saat ini kau berada,daging muda?”Jawabannya semakin menjadi nafsu,Alex mencengkram tombaknya,lalu mendorong Eliza kebelakang,”kami kemari bukan untuk melawanmu,kami kemari ingin mencari anjing milik kami,belakangan ini dia menghilang” Alex tak merasa dianggap penakut oleh kedua hewan ini,seperti diuji dan di olok oleh anak-anak,itu saja ingatan lamanya”.Macan besar itu melompat,tingginya hampir sebesar rumah,kakinya...ia sanggup untuk berdiri,dua kaki!dia tangguh sekali untuk dijadikan lawannya,Alex membayangkan,sanggupkah ia melawan benda sebesar ini?hanya dengan bambu tombaknya ia dipersenjatai,lalu jika Solo muncul,Tak sampai luapannya,alex menerkamnya.dari sudut pandangan matanya,Macan raksasa itu, tidak bisa menghindari tatapan dari Alex.terus,ia melihatnya seperti ingin menyerangnya...”jika,kau ingin tahu,sebutlah tempatmu sebagai rumah,selamat datang di Minnea,negeri diambang kehancuran”Macan kesatu berkata dengan raungannya,Elize mengerang,terputus-putus penjelasannya,”Minnea...mana mungkin,Alex!”Eliza seperti mau memarahinya,”apa?aku tak tahu kita bisa sampai kesini...itu sebuah kebetulan”.Macan kedua,Tertawa berat dibalik beratnya suaranya.”jadi?apa yang akan kita lakukan”Eliza seolah menyerahkan semua ini,padahal Alex jujur,suatu kebetulan,Kebetulan sekali jika dilengkapi dengan susunan lengkapnya,’ini sebuah kebetulan yang benar-benar kecelakaan’.

Masih berdebat,Macan kesatu meraungi pekikan khas Macan.”Diam!”Macan kesatu menambahkan,kemudian semakin lama,ia membungkuk hingga berjalan dalam posisi normal seperti hewan lainnya.”ikuti aku,aku tahu dimana anjingmu berada”ajaknya,lompatan sama saja dengan jalan setapak,Macan Kesatu lenyap pertama kali,sementara yang kedua ditinggalkannya sebagai penunjuk arah,Macan kedua menoleh kedepan.”haruskah kita ikuti mereka?”Eliza bertanya,gelisah.”ayolah,lagipula ini hanya sementara”Jawabnya berlalu,Macan kedua berhenti di jalan yang dihalangi sebuah pohon,ya,pohon itu ambruk,besarnya sangat lebar sekali.melebar hingga keatas pohon rindang sampingnya.”Naiklah”Jawabnya datar,sambil tersenyum aneh.Alex ragu,bukan main sekali,Ragu ketakutan apabila diterkamnya nanti ketika ia naik diatasnya,rasanya Alex merasa sedikit terkena pengaruh petualangan,berkeliaran di hutan,bertemu Macan ajaib,lalu menunggang siapa lagi kalau bukan Macan itu.Alex menaikkan alisnya,ia mengiyakan tawarannya,”naiklah”Tawarnya,saat ketika Alex menoleh,Eliza sudah tiba diatas pundaknya,tersenyum mengejek kearahnya,”Tunggu!”susulnya keatas.dan perjalanan dimulai.

                                                                 
                                                                     BaB 2

Eliza tertegun meskipun rasa kagum dan maniaknya menyembur tiba-tiba,sesuatu di sibuknya hutan raya,Eliza melihat cahaya di bawah bukit tinggi,disitu,Macan kedua berhenti.”lihat disana...”Serahnya untuk mempersilakan,Eliza dan Alex melihat kebawah,hanya jurang.jurang terjal kebawah,satu pikiran terlintas dalam benak mereka.”dia gila...ingin membuang kita” tetapi senonoh,Eliza menerangi maksud Alex.”bukan!lihat itu Alex!ada pemukiman dibawah sana”Perihalnya,padahal sudah lama ia berpikir.Alex termasuk dalam kategori orang paling lama mengetahui,apalagi cenderung kebanyakan tidak tahunya.Alex mengganguk.”dan,Solo anjingku?”Alex menggeser posisinya,”dia barusan menyelinap ke Perkemahan kami,mencuri makanan,kemudian mengacak-acak Dapur kami”Dia merasa sedikit mengeluh.”oh,jadi itu!dasar anjing Aneh!”Alex menggerutu,akibat kesal.Eliza berbisik,dan nampaknya sedikit Privasi untuk Alex.”baiklah,antarkan kami kesana”Pintanya dari luar,Alex selesai merenung.lalu menyerahkan apa yang ia berikan dan menyisihkan saran-saran.”saranku,kalian menginap saja disini,kami juga belum pernah kedatangan tamu...apalagi seorang manusia seperti kalian”Macan kedua memberi asupan penting,agar keduanya bisa memahami sedikit upayannya,Macan itu betul,kemana lagi selain tempat persembunyian yang aman selain desa mereka?Alex,yang kesehariannya memeras dan memberi makan domba dan sapinya,diberi keringanan peluang sekali dalam hidupnya,besar disini,atau...mati di tangan lain.

Alex awalnya menolak mentah-mentah,Eliza mengganguk untuk memercayai si Macan,Macan?Alex berpikir,ia tahu ia memang agak bodoh,akan tetapi itu tak berhubungan dengan logika,pikir-pikir,Alex putar otak,Solo,Eliza menjawab ya dibalik tatapannya.apa lagi yang ia harapkan disana?pembunuhan?jajahan?alex tak semudahnya bisa percaya,biasanya hal buruk datang paling belakangan sehabis keberuntungan,Alex menyerah,Otaknya ia putart kembali menjadi Netral,selesai sudah arungan lautnya,padahal ia berniat mencari sesuatu diluar sana,jika saja ia mampu bertahan selama berminggu-minggu,Alex menyetujui,walau ia tak mampu menginap dimalam barunya,dan namun ia beranggapan tak betah,ia minggat kepada Sepupunya,walau Eliza sedikit mencemaskannya.Hawa keraguan masih menyumpali hatinya,pergi,dan mencari sesuatu....akhirnya Alex menyera lagi,tak ada niat kabur,tak betah juga,dan yang tak kalah hebatnya,ia membuka mulut.”...ya,aku menetap” Alex berkata tak berdaya dihujami.

Macan kedua berteriak,mungkin karena senang,lalu suatu kalimat kemenangan antara bahagia berpadu di dalam badannya,Eliza menggengam bulunya,sayang Alex terjatuh dari tunggangannya.”kenalkan!namaku Templar!dan siapa kalian?”Mendadak,si Macan sangar menjadi si Macan bahagia,ekspresi kegembiraan terukir di matanya,Seekor macan berbentuk fisik Humanoid,tersenyum?saatnya Alex berkenalan,kali ini Eliza menyelanya,”Eliza Alestanov...dan ini Sepupuku,Alexis rotto”ia mengenalkan.lalu menjabat tangan seperti mau mengerjakan Bisnis.si Macan terlihat terus asik bersalaman,”Hei!”Jerit Alex ketika ia diangkat keatas tubuh Templar.Pengenalan jauh selesai,tinggal menunggu kedatangan anjing yang merepotkan itu,Perkemahan terpencil ini berada jauh dari keberadaan Vennuci dan pasukannya,selain aman,Perkemahan yang dinamai Silky ini menyediakan berbagai macam perayan,seperti festival,perayaan jamuan,musim panceklik.berbondong-bondong Elf sering menghampiri festival semacam itu.

Malamnya,Perkemahan yang padat akan tenda besar,di hebohkan ledakkan dari langit,para orang-orang menyerbu keluar,anehnya mereka berlari dengan tertawa bukan gelisah.Alex mendongak,”wow!ledakkan kembang api!”Alex membelalak terkejut,muncul dari kerumunan para penghuni,sebuah gonggongan menyerukan Alex,”Solo!”kejutnya,solo.karena lama tidak menjumpainnya,akhirnya dipertemukan di sini,Alex memeluknya dan mengusapnya bagaikan sedang mengelus boneka.Solo terdiam ketika diusap,Kepalanya mengarah ke pundak Alex.”ada apa sobat?”Tengoknya juga.”meriah bukan?”Templar muncul dari Kegelapan perkemahan.”tentu,menurutmu?”Alex berkata sambil berdiri,kemudian mengusap Solo sembari menyuruhnya menyingkir.”tak ada malam yang semeriah ini,dulu”Templar menjawab dengan dingin,lalu mengamati letusan yang disoraki seruan.”apa benar?maksudku,setiap malamnya kalian menghibur diri kalian?” Alex terdesah,seorang Centaur menabraknya,”maaf,sobat”bantunya sambil menarik.Kemudian dia pergi.”kau tak apa-apa?”Tanya Templar,”ya...kurasa”erangnya.

Letusan kembali meriah,lima ledakkan menghujam langit.”tentu,setiap malam dan setiap detik waktunya”ucapnya penting.Alex mengganguk.”bagaimana di sana?maksudku Desamu?” Templar bertanya,masih dingin jawabannya.”mereka baik...sangat baik”Alex membohonginya,sembari mengamati Letusan terakhir,dan Eliza muncul bersama Centaur dari balik Tenda.dia digendong olehnya,”kau harusnya,lihat ledakkan tadi!”Eliza memekik serak,”Hei,kau,bawa dia kembali kedalam Tendanya”Alex menyuruh si Centaur tersebut,sang Centaur mabuk itu lenyap di kegelapan malam.
Alex bergumam,berpikir tetapi rumitnya suara-suara sorakan,kemudian seruan para mahluk aneh menyakiti kepalanya,Harusnya ia melanjutkan pembicaraan setelah malam yang ia katakan kacau.”kusarankan,kau untuk beristirahat manusia”Templar menjadi serius,Alex mendekatinya tanpa resah,Tadinya ada yang ia ingin lanjutkan,namun meskipun rasa pusing diketambahkan panas dingin.Alex menuruti permintaan Templar dari Saran baiknya.Di kejauhan,Templar mengamatinya ketika Alex mengerutkan kening,kemudian berdiri diambang Tenda,”aneh sekali dia”masuknya kedalam Tendanya,sementara ledakkan tak kunjung habis diangkasa,masih.esok akan terjadi kejadian yang Alex belum saksikan.Templar menghembuskan napas yang berat.”kau aman...kau aman”Gumamnya,lalu meloncat kedalam gelapnya malam.

Centaur berbaju besi itu menembakkan Crossbownya ke arah Buah Melon diatas tonggak kayu.Alex bergetar kakinya,mana mungkin ia menembak seorang Centaur,mana niat dia membunuh kawanan buas seperti mereka sendiri,Alex berpendapat meskipun hatinya berani memberanikan adrenalinnya,Karena Alex sendiri tak punya tujuan untuk datang kesini selain makan dan bermabuk-mabukan,lalu menembak sebuah melon tak berdosa...Templar dengan baju besi yang mantap bagaikan peri dongeng,menggangkat busur raksasanya,kepalanya di tutupi oleh sangkar besi,Helm bersangkar dengan ornamen Bulu diatasnya yang terbuat dari bulu Unicorn,ia angkat keatas udara,kemudian dipakainya,hingga menutupi mukanya.Templar tidak tertawa kali ini,dari luar helm besi itu,Alex mengamati,pasti tak ada rasa humor lagi di benak macan ini.jarang banyak orang berkata dan melihatnya tertawa seperti kemarin.
Ratusan Centaur dan para Hobbit hominid berkeluyuran di depannya,masing-masing dipersenjatai Crossbow,ada juga yang memakai tameng besi. Mereka menyingkir setelah Seorang Hobbit memberi lambaian tanda.

Alex menyengir disamping seorang Centaur yang besar.Centaur tersebut dingin,dan menenteng sebuah kapak.Alex,berdegup-degup.gugup gemetar.Templar di siang bolong ini,membidik keahliannya,ke buah Melon yang jauh diatas tiang yang paling tinggi,itu sebuah tantangan,bukan taruhan.Lepas tanpa sedikit suara,Panah beranakkan besi ujungnya melesat!keatas,lalu melewati dua tiang penghalang selanjutnya,Lapangan dipenuhi seruan dan sorakan.karena Panah itu mengenai Melon itu tanpa meleset.Alex menghela napas,kenapa dia tidak coba?jika dia mengasah kemampuan menembaknya,Alex bergidik di tengah sorakan.kemudian Eliza yang datang bersama Solo,menghampiri Templar yang saat itu ia menonton.Alex tak percaya,apa yang ia saksikan,amat-amat susah untuk ia sukari.”aku menerima tantanganmu!aku ingin menunjukan bahwa aku juga bisa seperti dirinya”tantangnya di kerumunan Centaur.”apakah aku menantangmu?”tanyanya seperti seolah meyakinkan.”aku?tentu saja,namanya juga tantangan”Eliza membalikan fakta,Templar tertawam,untuk menghargainya,kemudian membuka jalan baginya.”ini”berinya,panah itu,Eliza menggotongnya sebelah,dikarenakan berbobot hampir seberat 62 kilo beratnya busur Besi tersebut.Eliza mengamati seorang Hobbit ingusan yang  menaruh sebuah Melon baru diatas tiangnya.
Alex menggigit kukunya,gugup dirinya gemetar sekujur bulu kuduknya,Eliza maju kedepan garis pembatas,garis sepanjang 10 meter tersebut di garisi dengan kapur putih.Templar menahan tawanya yang sebelumnya ia tahan.Eliza menekan tekanan darahnya,keringat mengaliri wajah putihnya,Solo terjeda dibelakangnya,lengannya siap melepas,lalu sebuah siluet benda melesati para penonton,Melon tersebut dikenainya,pecah dengan letusan pelan dan hancur dengan rapih sekali.

Templar menelan ludahnya,Alex mengambil langkah kearahnya,kemudian meneriakinya sambil menyeru namanya,”ELIZA,PEMENANGNYA!” Serunya menggelegar.para penonton berseru meriah,menyorakkan namanya diatas cakrawala yang menerangi kedua manusia tersebut,jauh di dalam kekalahannya,Templar tersenyum,kemudian menggangkat Eliza serta Alex.”Kau pantas mendapatkannya”tawanya,Alex menjauh dari kegembiraan itu,senang perasaannya melihat Templar tertawa kembali,lalu Sepupunya mendapat kemenangan yang sewajibnya.Alex menahan hatinya.
Siangnya,Eliza dan Templar berpergian dengan kuda mereka,Templar dengan baju besinya,dan Eliza dengan baju besi ringannya,lalu diam-diam Templar menggantikannya sebagai penembak terbaiknya,gelar ‘Wanita pemanah terbaik tahun ini’...
      Templar berdeham sepertinya,”Eliza...?”Tanyanya,”ya?”Eliza menyantaikan jalannya,Alex yang berjalan tanpa ditemani kuda satupun,mendengus kelelahan melihatnya,Solo mengelilinginya untuk mengajaknya lagi,”Aaw!”Jeritnya,Solo menjilati mukanya.
     “sepertinya,kau memang baru disini,aku hanya mau menceritakanmu sesuatu”tatapnya,matanya menjadi hitam kelabu.Akhirnya,Ketiganya berjalan semakin jauh kedalam lapangan yang terbuka akan pepohonan dan Vegetasi alami dari hutan-hutan hujan.
“apa itu?”Tanyanya,kemudian membuat senyuman dimukanya.”banyak yang kau harus tahu di sini,tepatnya di Negeri ini”Templar memberi tahu,”ya?apakah itu?”masih,dia menanya.”kau tahu...sebetulnya Minnea adalah tempat yang kecil untuk kita berdua,semenjak kedatanganmu,aku sedikit merasa...”putusnya disela-sela,”keberatan?”tambahnya.”bukan!bukan itu maksudku...aku merasa sedikit,menyukai pemandangan disini”Templar menjadi resah sekali,matanya kembali menajam.”oh,kukira,kalau begitu,aku sependapat denganmu,bukan begitu?”  Templar mengganguk,tetapi dalam hati seorang Macan layaknya dia,Templar dengan begitu terpesona terpikat melihatnya dalam pandangan pertama,Eliza begitu indah di matanya,Meskipun dia malu untuk mengungkapkan perasaannya,Templar akan mengaku ya jika ia menyukainya,betul,Templar sedang menyukainya,seorang manusia.”aku...aku-!”terpotong,ia mendengar Alex Memanggilnya,sepertinya indranya mendengar bau Marabahaya...sangat berbahaya,”Berhenti!jangan sedikitpun bergerak”Alex mengarahkan Pedangnya dari sakunya,lalu mengusap baju besinya.”ada apa lagi?!”Kesalnya,kemudian membungkuk untuk menuruni,Eliza melompat dari Kudanya,kemudian mengikatkan tali kencananya di dahan pohon.”lihat!disana”Desaknya,suaranya sedikit berkeresak.”ya,ya,dan apa maumu?”Tanyanya,Alex menjadi si perusak kesenangan.”bukan!dibawah sana,di dekat pepohonan”Tunjuknya,lalu menarik Eliza ke sebuah batu besar yang padat.”Gustavor!”Gumamnya,Gustavor?Siapa kira Alex ingin bertemu dengan para pasukan kerajaan itu.bersatu saja dia enggan,apalagi diskusi.Dibawah mereka,semak-semak membuat perhalangan untuk badan mereka,tetapi meskipun terhalang,sesekali para Serdadu itu cukup lama berpatroli,apakah berbahaya jika Templar menginginkan Eliza untuk melihatnya merebut hatinya.Karena Wanita adalah mahluk yang susah ditebak,untuk seekor Macan.Masih berdiri lemah,Templar mengelus bulu rambutnya.yang menjadi jambul.Alex mengerahkan tenaganya,melerai Eliza jika ia berkutik sekali lagi,Salah satu kediaman Pasukan Gustavor dimana kalanya para manusia seperti normalnya yang lain berdiam,bisa terjadi,Templar mengucapkannya,membuka kediaman mereka satu-satunya,Sebuah Kastil,gelap,cerah,tinggi,siapa lagi yang tidak mau tinggal disana selain Raja mereka sendiri.Templar,sedikit bersendau gurau dengan Raja mereka,ini pendapatnya,’ia baik,ia penyelamat masyarakat,ia sang segala kesempatan,ia Raja kami,Ia Gustavor!’ katanya,hal pertama didalam kepalanya,yang selanjutnya tindakan baiknya,lebih waras dan mengenali dirinya dihadapan pasukannya yang berjumlah...ya,lumayan banyak.

Alex tak bisa melerainya lebih lama,karena ia menutup mulutnya,hingga bibir Eliza dingin tak berbicara.”AW!”Geramnya,tangannya lepas dari mulutnya,ia digigit,baru saja dan itu menyakitkannya walau sekecil apapun itu Alex merasa kesakitan digigit Sepupunya.Templar.dengan Baju besi mengkilaui para pandangan pasukan,Meneriakki mereka.Pasukan seluruhnya menengok,mereka dengan Baju besi,sepatu Bot dan Sarum tangan hitam kelabu sepanjang lengan mereka,tambahan kecil di seragam dalam dan celanan mereka,merah dan merah sekali terangnya seragam tak berkantong tersebut,kepala sebagai pemandang utama musuh,selalu didampingi kawan keras kepala mereka,helm mereka,si setia yang kadang menjadi musuh utama lawannya,Helm Adrian kuno masih saja mereka gunakan. Templar mengajukan dengan senyum pasrah,Alex tak tahan melihat keduanya,takut terdengar dentuman letusan senapan,alex mengernyit sambil menunduk.ada jeda beberapa milidetik selain omongan dan suara tawaan dari seorang perempuan.dibawah!Alex yang gemetar mendongak kebawah.Alisnya terangkat sebagai listrik pengejutnnya.”Turunlah kebawah sini,mereka tidak berbahaya”Eliza memerintahnya dengan manis.Alex dan Solo membawa kedua kuda mereka sambil menuruni lerengan.”kenalkan,yang ini sepupuku,yang laki-laki,Alexis Rotto”Eliza mengenalkan ke seorang serdadu.Si Serdadu mengangguk.kemudian ketika ingin mengamati Templar,Alex mengalihkannya,”jadi...siapa sebetulnya kalian?” Alex menepis pipinya,”oh,kami?tentu kami berasal dari Kerajaan Gustavor,Divisi khususnya,ini lambang kami”tunjuknya tanpa sedikit keprihatinan,Alex dan Eliza menyerbu untuk mengamati lengan sebelah kiri si Serdadu,sebuah Lambang kerajaan?buat apa?untuk mengenali baginya sudah,karena hanya ada lambang Sekop dan Palu berwarna kuning,latarnya Merah terang,sekali-kali menjadi gelap.Alex menengok untuk mengiyakan jawabannya,”ya,aku-!” Templar menyela,”kami sudah paham,sekarang kalau boleh,Maukah Rajamu mengijinkan kami untuk bertemu?”Templar,ada sesuatu dalam cirinya yang diubah,tidak berbulu kekuningan,taring di bibirnya,berdiri dengan dua kaki,dan yang paling Alex kagetkan,Templar tanpa sedikit suara dan menyelinap,karena keajaiban terubah menjadi sosok manusia sempurna seperti Dirinya,”Eliza,kau harus lihat ini”bisiknya.”nanti dulu,aku sedang-!?” Alex menariknya,Eliza menganga mengamati Templar begitu drastisnya dan abadinya menjadi seorang manusia,rambut hitam,mata yang cemerlang,serta ototnya kekar sekali!”kau?kau manusia?mengapa kau tidak bilang sebelumnya pada kami?”Eliza merasa kesal setelah dibohongi.”Bukan begitu maksudku,aku hanya takut jika aku membuka penyamaranku,biar kujelaskan,aku hanyalah  Manusia biasa...seperti kalian”katanya dihadapan Eliza dan Alex,Templar membujuknya,akhirnya tanpa tanya menanya,kedua Manusia itu saling mengamati mata mereka.dikalau saja Templar menjelaskan,iapun tak sanggup,merasa gugup pun iya,dimana dia bisa mengungkapkannya?dimana?Alex berdeham untuk kembali ke persoalaan.”tentu,Raja sangat senang menerima kalian,bukan begitu Templar?”Sang Serdadu kurus disampingnya menepuknya.Alex menggeleng tak karuan menyesal.

Alex menguap,dibantunya kakinya kemudian dipaksanya gerak kudanya,si Kuda sampai kelelahan disuruhnya,namun,dia tidak sendiri didepan,Templar dan Eliza nampak akrab dibelakang,bergurau,memberi pengertian,kemudian saran menyarani,tiba-tiba Alex diasupi gemetir hal,Romantis dan keterkaitan Cinta disana,Alex putar otak ketika Lima serdadu sebaya membuka pintu gerbang,terlalu lebar kemudian agak karatan di sisi engsel pintu berjerujinya,Templar menyusuli Alex,”lelah heh?”Katanya dengan nada perhatian,”katakan padaku,mengapa kau bisa berubah seperti itu?”Maksudnya bertanya.Templar menaikkan suaranya ketika aman dari jangkauan Eliza.”well,masikah belum jelas,aku ini dan seluruh Negeri ini,Minnea merupakan tempat hinunya mahluk Aneh,kata Aneh bukan berarti mereka culun atau ingusan,Aneh di dunia kami berada merupakan,Kehormatan,Aneh seperti bangsamu ceritakan dalam buku dongengmu,bisa menjadi suatu kenyataan untuk kami,kami semua di seluruh penjuru Minnea”Lengkapnya menjelaskan,”jadi,kau mahluk dongeng?seorang atau seekor untuk kupanggil?” Guraunya agak menyindir.Templar tersenyum,lalu mengerutkan keningnya,”kau bisa panggil aku Mahluk papun yang kau mau”Pintu menuju Istana di atas jembatan penghubung terbuka,Serdadu Kavaleri menyingkirkan kuda mereka kedalam Barak kuda,”kau bisa panggil aku Seorang”jawabnya dengan santai,pintu depan terbuka,dan muncul seorang pelayannnya,sambil membungkuk untuk mempersilakan,Eliza dan Templar terhisap kedalamnya,”tunggu!”teriaknya.

Aula yang penuh bangku itu kosong,baru sesaat jeda terdengar suara ketukan sepatu,Alex berdeham pura-pura.”bagus dan indah tempat ini”kagumnya jelilitan kesemua barang-barang disekitarnya,ada bingkai,Bingkai berlukiskan Raja-raja Gustavor,dalam masa dinastinya,Si Pelayannya memberitahu,Gustavor memiliki lima ratus ribu keturunan,semuanya sudah tiada,Sementara istrinya yang dijadikannya permaisurinya berjumlah lebih dari dua puluh,Alex bersiul mendengarnya,lalu tiba-tiba ia menjerit,”Aw!”erangnya,Eliza menjitak kepalanya,Alex melaksanakan hal yang kurang sopan dihadapan pelayan kerajaan.senonoh,Alex kembali bersiul sembari berjalan keujung lorong yang panjang.lalu sedikit meliku.Belok mengarah,Sebuah pintu berlebarkan 20 meter dibawah,sedangkan gagangnya yang kecil habis.guna mendobrak apabila seorang Maling masuk.
Si Pelayan meninggalkan mereka disini,sambil memberi salam bungkukan.Eliza dan Templar membungkuk kembali,Alex mendengus,mereka sejajar dengannya,itu anggapannya.Dibanding saat kampungnya mencintainya,seluruh masyarakat memujanya,mengenalinya,dan membantunya saat sedang kesulitan memeras susu.Alex terkenal karena bukan sifatnya atau murahnya dia.melebihi Eliza Sepupunya yang bertinggal rumah jauh,Alex bersifat nakal sebenarnya,tetapi dia setia dan cenderung maniak Sepak bola.Eliza sepupunya cukup sebaya dilihat untuk di nilai,Wataknya seperti apa tokoh perempuan jelita.Khas feminim sukar sekali susah di gambarkan.Cerita berlanjut....
   Singgasana,sebuah impian para Raja,mewah bersih kemudian hasil-hasil tabungan sekretarisnya yang ia masukkan kedalam uang tabungan Kerajaan,nantinya,Uang berupa koin emas dan batangan emas itu,dikemas,dan dicairkan untuk Rakyatnnya yang kurang membutuhkannya.Si Raja sendiri selalu adil dalam melerai,menghukum jika seorang maling mencuri Roti disebuah kedai,seberapapun kecilnya dia,Sang Raja mencari ilhamnya,kadangkali hukuman besar,dipenggal atau yang serendahnya,di pacung.Alex bergidik melihatnya,darah mengalir mengepulkan bau yang menyengat nantinya.

Masih menunggu,Eliza maju kedepan bingkai terbesar,disitu lukisan saat ini berada seseorang berhasil melukiskannya,sebuah ruang tunggu,lama dan bosan terlama-lamanya untuk dilihat.Ruang tunggu kusam.apakah ada yang melihat Debu,Eliza mencari-carinya untuk menodai lukisan itu,Namun meskipun Eliza bosan melihatnya,Rasa antusiasnya menempel di ruangan tunggu itu.ada jeda meski suara tiada,ada ketukan walau itu ketukan sepatu dari para penghuni.Templar menjatuhkan dirinya diatas kursi kayu,Lalu jatuh kembali dalam tidurnya,Solo mengamati sarang tikus di kakinya,terus dan terus mereka menunggu,hingga pada saatnya,Pintu menuju singgasana dibuka,Keluar lima orang bangsawan terkenal sepenjuru Minnea,yang ia tidak kenal.ketiganya laki-laki,duanya perempuan berdarah biru latin.”silakan”salah seorang pujangga mempersilakannya,terakhir dalam dua jam terakhir menyisakan sedikit peluang,bukan waktu.

“yang mulia,ada yang ingin bertemu denganmu”Pujangga itu menoleh sambil berbisik,ketiganya mendekat buru-buru.lalu Solo dilarang untuk memasukinya,Alex mengamatinya di dalam,pintu berdecit,semakin lama semakin menutup,pintu tertutupnya,meninggalkan Solo sendiri.Alex menghembuskan napas,lalu menoleh kembali ke Sang Raja.”siapa mereka,Worlef?” Katanya sambil menurunkan mahkotanya,lalu mengusapnya dihadapan para orang itu.”lihat dia?si Worlef...kupingnya”bisik alex menggeser dirinya.”Elf...si kuping lancip”Eliza berkata,dengan tidak ketertarikan,Worlef berdeham.”Raja,mempersilakanmu”tunjuknya dengan sopan,kearah bangku.Eliza dan keduanya memahaminya,lalu duduk masing-masing.Jikalau Raja berdeham,mereka diam saksama,lalu Sang Raja menuruni tangganya,jalan keatas kursinya rendah dibawah sini,Alex mengamatinya sambil mengusap keningnya.jalan keatas butuh limaratus ribu tahun lamanya dia mendaki,itu berarti Alex akan berumur lebih dari sembilan puluh tahun lamanya,sementara dibawah Kedua sahabatnya masih terlihat muda.satu detik lagi Sang Raja mencapai anak tangga terakhir.

Dan Alex dideru oleh terpaan angin dingin di wajahnya,Sang Raja sampai dengan wajah berseri-seri.”Templar!senang bertemu denganmu”Peluknya setelah menyapanya,Templar,dan Gustavor tertawa di pembicaraan mereka,lalu Templar memilih bahan pembicaraan yang enak.selain tertawa.”kenalkan,ini sahabatku,keduanya manusia,seperti kau”Serahnya,Gustavor menaikkan perutnya.

“ah,darimana kalian berasal?”Tanyanya sambil tersenyum ramah,lalu menaikkan perutnya yang gemuk dibalik baju besinya,bawahan si Raja terbuat dari besi,sepatu besi dan jubah ungu dibelakangnnya,kemudian mahkota yang menyerupai helm Romawi,”kami dari Desa yang sama,Nabdula”Kata Eliza,Gustavor tersenyum aneh,kemudian menarik Templar  dengan gelisah kebalik kursinya,”mengapa kau bawa mereka?apa yang akan dikatakan semua orang nantinya”Gustavor mendesis untuk menakutinya,Alex dan Eliza mengamati kehilangan dua orang sok penting di balik tembok,sambil menunggu,Alex merogoh dan mengunyah Cokelatnya.

Gusar dan pedas di nasehatinya,Templar membalas,”tidak,mereka adalah sahabatku,satu-satunya,mereka juga sudah menolongku selama ini”Katanya tegas dan penuh energi.Gustavor mengerutkan keningnya,lalu menariknya kembali kedalam singgasanannya,disana Alex membuang bungkusan permennya,Eliza mendorongnya pelan,”pungut itu!”suruhnya,lalu mengamati kembali,Alex mendesah dipergoki,”jadi,kita bicarakan ini bersama-sama di teras?bagaimana”Tawarnya,Alex dan Eliza saling menatapi,lalu mengganguk serempak,
Templar membuka pintu luar,lalu Worlef berdeham”maaf,Terasnya ada diluar sana”tunjuknya kearah bingkai jendela.yang berpintu rendah.Alex menahan tawanya,lalu keempatnya berpisah kedepan teras tanpa bicara sedikitpun.
 Diluar,matahari menerangi langit biru diatas cakrawalanya,Alex menghela napasnya,sesuatu disaat ia duduk,terjadi,Dia tidak mendapatkan tempat duduk.satu meja abu-abu yang bundar,tiga kursi besar lengkap dengan pegangannya,Gustavor dan Templar duduk sesuai acak,beruntung karena kebagian,sementara Alex berkorban,menyerah menyerahkan kursinya kepada Sepupunya,walau ia tahu ia merasa kesal.Alex bersandar di tembok.Worlef memasuki Ruangan teras sambil membungkuk untuk memberi salam,kemudian duduk diatas bangku cadangan yang ia bawa. Di pojok pintu.

“ceritakan tentang pengalaman kalian disini,maksudku selama kalian terjerat disini”Gustavor berkata sambil diamati Templar,”well,aku dan Sepupuku,tidak sengaja,aku tahu tetapi itu suatu kebetulan jika kami tiba di Negeri ini,kami tak punya rumah untuk bersembunyi selain Negeri ini” Eliza menjawab dengan betul,meskipun Templar tidak memerhatikan artinya,Templar tetap tertuju memandanginya.”oh,maaf,aku tahu itu bukan suatu alasan,anggap saja aku percaya pada kalian,saranku...bolehkah aku menyarani?”Tanyanya terhenti.Alex menghembuskan napas penyesalan,Worlef berdeham lagi.kali ini dengan tatapan tajam.”hentikan Deham konyolmu itu!”Pinta Alex lantang,Worlef berdiri sambil mengacungkan Pedangnya,”Hei,Worlef turunkan senjatamu,mereka tamu demi Tuhan!”Desah Sang Raja,lalu membalikkan pertanyaannya,”boleh,jika kau berniat”Eliza dengan manis membalas,lalu Templar menyahut.”teruskan”Tatapnya kearah Gustavor.diatas teriknya matahari,Gustavor yang gemuk menepuk kedua telapak tangannya,dua Pengikutnya memberinya Tandu sebagai isyarat Kemauan Raja,sekali tepuk nyamuk langsung jatuh,tetapi sekali tepuk disini,Orang gemuk itu seakan manja untuk dilayani. Alex menggengam  kepalannya yang terkepal erat sekali!Worlef menggelengkan kepalanya dibalik jubah kerahnya.”maukah engkau tinggal di negeri kami,sebagai maksud kebaikan kami”Tawarnya ramah,”bukankah,kami memang sudah tinggal disini,yang mulia?”Eliza tersenyum membalasnya.Gustavor sedikit tergagap mendengarnya,Merasa dibodohi ia memingkal.”uh,ya,maaf karena keteledoranku,sebaiknya kuakui saja” “hmm?”Eliza menggumam dibalik  Teduhnya Tandu lebar itu.Ini dia,Alex mengupingkan jaraknya lebih sedekat mungkin kearah Bahu Sepupunya,Worlef membiarkannya,dia,meskipun pelindungnya yang terbaik,tetapi selama ia berkorban dan melindungi sang Raja Gemuk tersebut,Worlef diam-diam menggemari gosip.Alex dan Worlef terdiam sambil mengupingi.”kalian harus enyah dari sini”Gustavor tertekan mengatakannya,Alex maupun Eliza mengangan sambil terdian jeda sebentar.”Apa!”Alex menyembur,hampir ia menendang Worlef saat itu.”ya,itu alasanku,tetapi ini Prinsipnya”Ia toleh-menoleh kearah Templar,Templar bersikeras menjauhi biusan matanya,kena,ia menjadi sansaknya.”maafkan aku sobat...tetapi akan kujelaskan,ini akan jadi yang terburuk dalam hidupku”Gelengnya,lalu menghela naps sambil menaikkan alisnya.Templar tertunduk,takut Kompilkasi selanjutnya ia jadikan kesalahannya,untuk Eliza,Manusia yang ia cintai,takut ia terjauh darinya,mungkin untuk selamanya.Masih Tertunduk,Gustavor sesekali menegurnya,”tak apa-apa” tukasnya,sebuah sentuhan aneh dan lembut menerpaa pergelangan tangannya,Templar mendongak untuk membuang semua ini,tetapi Elusan dan suara-suara kecil memanggilnya,dari samping lalu menuju padanya.”Eliza?”Ia tak memercayai,seorang Gadis setia dan ramah tersenyum lemah padanya.”Templar,jaga emosimu,jangan sampai menyelonoh”Katanya,lalu tersenyum.Templar tertawa untuk kedua kalinya,setelah Gustavor tertunduk lagi,Alex mendekati Gustavor tanpa sedikit elang Worlef diatasnya.”lihatlah dia”turutnya menasehati,dan menghimbaunya.

“baiklah”Templar mengiyakan apa sebetulnya,terjadi dan begitu saja terjadi lagi.Cerita panjang dan sedikit kutipan dan potongan yang menggangu ia patahkan dan pecahkan seperti sebutir Telur,masih,Dia memulai ditengah awal kisahnya,Templar,dalam kisah gambarannya,berkata dan bergumam,kedatangan mereka memang tak disengaja,saat itu dimana langit merah dan laut memerah seperti darah.mengarungi Minnea,Suatu saat,Vennuci sebuah Kerajaan yang paling di pengaruhi oleh banyak minoritas manusia,dipimpin oleh seorang yang paling di Kecamkan,Seorang yang Tiran,mencari Takhta dan mengubah Orde mereka,menjadi Orde penghabisan,mengubah Kerajaan yang kecil itu menjadi Empowering Super Power yang adikuasa,sekali mengancam mereka menginvasi,meruntuhkan Setiap huni bangunan dan tembok penghalang bagi yang menghalangi dia dan mereka.Conner sang Abadi dan Raja mereka,tidak memperhatikan takhta,mengawasi jenderal dan para Perwira atas daun mereka,mengecam dan tidak pandang bulu menjajah suatu Negara,Minnea habis di Raup diarah Utara,jauh keujung langit,masih ada Gustavor dan Pasak-pasaknya,semua,Templar saat kali dia bercerita mengasupi semua,Para Ajudan dan Gustavor memperbesar Volume kupingnya,jeli dan cermat Templar bercerita,itu nyata dan saat itu dikabarkan Vennuci dan Pasukannya membangun Fasilitas Rahasia,amat susah sekali Rahasianya,terkubur didalam Berkas Pertambangan,kedalam dan menggali banyak bahan-bahan Mineral.dengan budakn loyal kepaksaan,Para Goblin...templar menyudahinya,tetapi meski dengan kalimat selesai,dia berhenti di tengah Wajah Eliza,”aku ingin kalian pergi karena,karena kalian tidak aman untuk saat ini,sekarang juga”Dia berdiri dan menghadap kearah Gustavor.”maaf,aku harus membawa mereka”tuturnya.

                                                                    Bab 3

 Terseok-seok,Eliza menarik Templar,”jika,kita ingin hentikan mereka,kenapa tidak dimulai dari sekarang?heh?”Teriaknya,dengan seluruh gema di sisi Ruangan,Templar menoleh,kasar.”kau bisa Terbunuh!”Perginya menuruni tangga.Eliza mencapainya lagi...”tunggu!aku belum selesai,dengarkan aku,Alex dan aku berjanji takkan saling meninggalkan,ku anggap kau sebagai keluargaku"tambahnya,sekian bagi Templar di kejauhan menunggu,Templar mengucilkan dirinya,jauh kedalam Hutan Groyell...Saat diamana Eliza tertunduk sepi,mengamati pintu gelap tersebut,bertanya-tanya dimana Templar saat ini,Sebuah tangan menepuknya,"kau tak perlu menghiraukannya"Sapa Gustavor,saat dia dan Alex membawanya ke singgasanannya,sebuah deritan keras berupa suara keras,menyapu mereka bertiga,Alex menganga pada Sepupunya yang tersenyum,Tersenyum karena melihat."Kau kembali..."Katanya,menghampiri siluet hitam yang menghalangi cahaya luar,Sosok itu menggumam,kemudian memeluknya.Erat sekali,sangat tersentuh."aku tak bermaksud,mari kita lanjutkan pembicaraan"Templar berbagi kejutan,buktinya melodramatis takkan sesulit ini,Templar mengiyakan sarannya,kemudian melangkah kembali,membuat satu lingkaran ditengan singgasana,Worlef memiringkan kepala anehnya,"Kita berangkat!" Ujarnya,lalu bersorak berseruan didalam lingkaran itu,Worlef menguap.Tiba-tiba,Sebuah hentakkan mengejutkan Worlef dari kantuknya,sesaat,dia Gustavor dengan wajah merah membara,"Worlef!siapkan kudaku dan pasukanku! katanya,"Imma!sediakan perbekalan bagi pasukan kita" Lagi...,"Marvi!betulkan celanamu dan siapkan ketiga pahlawan kita baju besi!" dan lagi,"Dimmus!tuangkan secarik Teh hangat untukku"suaranya menggelegar sebelum perintahnya yang berlebihan,sedang diambang penutupan.Alex tertawa untuknya.

diluar Istana kediaman, jauh nan dalam kearah Utara,Conner terbatuk dengan khidmat.lalu membasuh rambutnya dengan air di Wastafel,Conner tersenyum melihat bayangannya di cermin.wajah muram dan pucat kelabu,rambut cokelat,mata yang bulat dan senyum licik di muka pemudan itu.dia masih sangat rawan,sebelum ia tewas dan di ingati,sebelum ia tewas...,gedoran nyaring,membuat Wajahnya semakin pucat keputihan,saat ia menengok untuk menyiasati gedoran berarti itu,Conner dengan angkuh membuka dan menggumam,sebagai derak kepaksaan."apa maumu?Conscipt?"Tanyanya,sesosok mahluk aneh dengan baju besi kelabu,abu-abu,dan sebuah selang seperti saklar yang menyulur kearah maskernya yang jauh lebih waras seperti moncong Bebek,sepasang mata sipit bulat,seragam biru dan celana biru sebagai aksen diri aspal mereka.Bot sebuah sepatu yang pastinya berpasangan,dengan Sarum tangan hitam di juluri dari setengah bahunya.Dia Dari Divisi Conns."maaf tuan,aku hanya mau memberitahumu kabar dari Gustavor"Conscipt itu ngeri memandanginya,makin lama Conner mendesah padanya,dengan sedikit hentakan dia menariknya kedalam."saat apa itu?"Tanyanya,"begini tuan,kabarnya beredar baru tadi siang,alhasil aku sedikit takut menyampaikannya,jadi langsung saja,Tuanku,para Elite Pemberontak di Groyell bergabung resmi dengan angkatan Kerajaan Gustavorians,dan lalu sebuah kabar lagi mengatakan bahwa Seorang pemuda dan keduanya sedang dalam perjalanannya kemari,kurasa mereka didampingi Gustavor,Tuan?"Ia berbalik melapor,"ah,sudah saatnya mereka menyadari,akan tetapi mustahil dengan ketiga pemuda itu,katakan padaku...siapa mereka?apakah kau kenal?"Tanyanya,"ya Sir,diantara ketiga orang itu ada yang manusia,dan ada juga yang bisa berubah menjadi Seekor macan,salah satu yang kukenal adalah Alexis Rotto,ia dalang semua ini,selanjutnya aku tak tahu"Jelasnya bergidik,Conner memucat kembali,kupingnya memerah,lalu mengamati si Serdadu,"hanya itu?"tanyanya,"ya,hanya itu"jawabnya,lalu menggeser posisinya.

"Alexis...nama yang aneh untuk manusia,mengapa menurutmu dia begitu bodoh datang kemari?"tanyanya tegas,seolah ingin memukul si Serdadu,"err,kurasa ia ingin menumpas kerajaan kita,lalu mengambil posisimu"jelasnya,"tepat!dan kau tahu?apa yang diinginkan si Gendut itu?"Serdadu itu mengangkat bahunya,"sama dengannya"Dia beranggapan,sekali dalam kehidupannya,Conner menjadi bayang-bayang keempat pahlawan yang ia hadapi,manusia,mahluk aneh dan,seorang musuh menjadi isi cerita yang bagus,Namun tidak disitu rencananya berhenti,Conner berdeham,lalu mendongak kearah jendelanya,diluar angin menerpa wajah putihnya,Prajuritnya memberi hormat dibawah sana,siap untuk memberinya Perintah,seakan Dia di pengaruhi kekuasaan,atau...ini memang takdirnya,menjadi seorang penguasa,berkuasa diatas bumi.memegang utuhnya kebijaksanaan,keadilan,Conner mengkhayal.bermimpi dihari ini didalam ruangan pribadinya,lelah mengalir menjadi keringat si Prajurit,lehernya basah desahan napas berdesir kencang,merasa dia dihardik,Conner berteriak lantang,"Siapkan semuanya!Tembok dan Benteng juga harus kalian jaga!sekarang"Pintanya,meninggalkan ruangannya,kemudian tersenyum menyeringai.

Di hutan Groyell,Gustavor menyuapi bala kompeninya,dengan perbekalan berisi Roti dan air minum,di tengah kerumunan,Alex dan Templar,berdiri,diatas sebuah kotak kayu,Alex diurutan bawah,tetapi Templar menjadi pembicaranya,dia berpidato."Wahai,bangsaku,bangsaku yang kumiliki satu-satunya di Negeri ini,"katanya diawal pembukaan.

Rabu, 15 Desember 2010

Introduction

Hello...my name is jody,aku lahir di bandung dan dibesarkan di jakarta yang sumpek abis,tetapi aku mempunyai mimpi yang teramat sangat besar,aku ingin menjadi seorang pengarang,apapun itu aku berharap agar suatu hari nanti dapat terkabul.amieeeen.